Saturday, February 26, 2011

10 Muwassafat Tarbiyyah

Bismillahirahmanirahim
Assalamualaikum w.b.t
Alhamdulilah..Alhamdulilah..Alhamdulilah
Dengan izinNya dapat lagi kami bertemu dan berusrah minggu ni..
Dengan rahmatNya juga dapat lagi kami menambah ilmu dan mengingati satu sama lain..
Dan dengan kasihNya pula dapatlah kami berkongsi cerita di sini..

Mari kita hayati maksud ayat ni,

"Sesungguhnya dalam penciptaan langit dan bumi, dan pergantian malam dan siang terdapat tanda-tanda kebesaran Allah bagi orang yang berakal, yaitu orang-orang yang mengingati Allah sambil berdiri, duduk atau dalam keadaan berbaring, dan mereka memikirkan tentang penciptaan langit dan bumi seraya berkata "Ya Tuhan kami tidaklah Engkau menciptakan semua ini sia-sia, Maha suci engkau, lindungilah kami dari azab neraka." 3:190-191

Dalam ayat ni Allah perintahkan kita agar sentiasa mengingatiNya dalam apa keadaan sekalipun. Kita juga disuruh memikirkan kebesaran Allah melalui segala ciptaanNya. Bagi saya bukan mudah untuk tetap khusyuk mengingati Allah setiap masa namun kita boleh berusaha ke arah itu. Sebagai contoh apabila kita keluar dari rumah dan kita memandang ke langit, segera kita ucapkan Maha suci Allah yang menjadikan langit itu tegak tanpa tiang. Kemudian apabila kita terpandang pepohon yang menghijau,ingatlah pokok itu juga sedang berzikir kepada Allah. InsyaAllah marilah kita menggunakan akal yang dianugerahkanNya mengikut fikrah islam itu sendiri.

Sebelum saya masuk ke topik minggu ini saya ingin berkongsi secara ringkas mengenai program Shahadatul Haq yang kami hadiri minggu lepas. Shahadatul Haq atau penyaksian atas kebenaran menerangkan erti sebenar kita mengucapkan dua kalimah syahadah. Ia bukanlah sekadar lafaz tetapi satu tanggungjawab atau tugas yang besar bagi setiap individu muslim. Ia menuntut kita untuk menyampaikan kebenaran yang telah kita yakini kepada semua manusia atau dengan kata lain berdakwah. Baik sangat ke kita ni nak berdakwah pada orang lain? Tapi kalau nak tunggu baik baru nak berdakwah bila la agaknya kan. Mari kita lihat kata-kata ni "Perbaikilah diri kamu dan serulah pada orang lain." Dalam kita berusaha memperbaiki diri  kita ajaklah orang lain bersama kita juga.

Jadi kita perlulah mempersiapkan diri untuk memperjuangkan islam. Dan untuk menjadi seorang da'ie, kita perlulah meneliti sifat-sifat da'ie muslim yang perlu wujud dan ditanam dalam diri kita. Terdapat 10 sifat-sifat atau muwassafat tarbiyyah yang perlu kita teliti..


1. Akidah yang sejahtera
Seorang da'ie semestinya cinta dan redha Allah sebagai Rabbnya, islam sebagai deennya dan Nabi Muhammad sebagai rasulnya untuk dijadikan ikutan.

2. Ibadah yang sahih
Melaksanakan ibadah yang disuruh Allah dan sunnah rasulullah serta meningkatkan dan membaiki amalan.

3. Akhlak yang mantap
Mencontohi akhlak rasulullah. Memantapkan akhlak baik yang sedia ada.

4. Luas pengetahuan
Menambah ilmu pengetahuan sama ada ilmu agama atau pengetahuan am dan ilmu-ilmu lain agar boleh menceritakan kepada orang lain di samping bersumberkan Al-quran dan sunnah. Perlu juga mampu membaca al-quran dengan baik,tadabbur, mempelajari sirah dan hukum-hukum.

5. Sihat tubuh badan
Tubuh badan yang sihat amat diperlukan untuk berdakwah. Rasulullah bersabda: "Mukmin yang kuat itu lebih baik dan dikasihi Allah dari mukmin yang lemah, tetapi pada keduanya ada kebaikan."
Kita juga hendaklah menjaga kesihatan dengan beriadah dan menjaga pemakanan kita.

6.Mampu berdikari
Apabila berseorangan kita masih mampu menegakkan islam dalam diri kita walaupun tiada rakan yang mengingatkan.

7.Melawan nafsu
Mempunyai azam yang kuat untuk melawan kehendak nafsunya dan mengikut kehendak islam di samping tidak menghiraukan apa orang lain kata dalam mempraktikkan islam sebenar. Untuk mengajak orang lain kepada kebaikan kita perlu melakukan kebaikan itu juga.

Firman Allah: "Wahai orang-orang yang beriman! Mengapa kamu mengatakan sesuatu yang tidak kamu kerjakan? Itu sangatlah dibenci di sisi Allah jika kamu mengatakan apa-apa yang tidak kamu kerjakan." 61:2-3

8. Sangat menjaga masa
Ingat masa adalah sangat berharga. Masa adalah kehidupan yang tidak akan kembali semula. Gunakanlah masa untuk perkara yang berfaedah untuk dakwah dan islam.

9. Menjaga urusan
Untuk manfaatkan masa kita perlu bijak mengatur semua urusan agar tiada masa yang terbuang sia-sia dan semua kerja dapat diselesaikan mengikut masanya.

10. Bermanfaat pada orang lain
Da'ie umpama lilin yang membakar diri untuk menerangi  jalan orang lain. Da'ie adalah penggerak kepada dakwah dan islam. Masa depan islam bergantung kepada da'ie.Sebaik-baik manusia adalah orang yang bermanfaat kepada orang lain.


InsyaAllah marilah kita bersama-sama memupuk sifat-sifat ini dalam diri kita. Bukan mudah untuk menjadi seorang da'ie namun yakinlah bahawa kita mampu untuk memikul tugas ini kerana Allah tidak akan membebani kita dengan sesuatu yang di luar kemampuan kita. Ingat kita adalah umat pilihan Allah.

Sebelum saya mengakhiri post kali ni mari kita hayati ayat ni.

"Wahai orang-orang yang beriman! Bersabarlah kamu dan kuatkanlah kesabaranmu dan tetaplah bersiap sedia(di perbatasan negerimu) dan bertakwalah kepada Allah agar kamu beruntung." 3:200

Bersabarlah terhadap ujian yang kita hadapi dan kuatkanlah kesabaran itu kerana kita tidak tahu bila kita akan diuji lagi. Sesungguhnya Allah bersama dengan orang-orang yang sabar.

Wallahualam...

Wednesday, February 9, 2011

Aisya Humaira

Salam a'laikum...



Wajah berseri pipi kemerahan
Engkau digelar Aisya Humaira
Namun bukan inginku bicarakan
Hingga dirimu jadi sanjungan
Tetapi merahnya darah perjuangan
Peniup semangat suami

Khabar al-ifqi satu titik pemula
Telah mencalar kebahagiaan
Fitnah-munafiqun tak kenal sesiapa
Insan yang mulia atau sahaya
Hatta dirimu ummahatul mukminin
Yang setanding al-muqatsirin

Usah ditanyakan mengapa
Lewatnya turun wahyu itu
Bagi membuktikan kepalsuan
Tuduhan seorang pendusta

Tetapi lihatlah hikmahnya
Di sebalik tiap kejadian yang telah berlaku
Tuhan tidak akan pernah mempersia-sia
Ketabahan seorang insan
Dalam mengharungi arus kehidupan
Yang penuh mehna ujian

Takkan terhidu harum mewangi
Jika tak dinyalakan setanggi
Takkan terasa manisnya hidup
Andai tak dilambung gelora

Engkau isteri sejati yang memangku nabi
Saat hujung nyawakan pergi
Sungguh beruntungnya dikau punyai suami
Yang amat mengasihi umatnya
Dia insan yang mulia
Kau semadikannya di ruang kamarmu

Tuesday, February 8, 2011

HADIS 2.

Syukur.......Allah masih memberi kesempatan kepada kami untuk berusrah pada minggu ini.Topik dibincangkan kali ini ialah HADIS 2.

Also on the authority of ‘Umar, radiyallahu ‘anhu, berkata:
“While we were one day sitting with the Messenger of Allah, sallallahu ‘alayhi wasallam, there appeared before us a man dressed in extremely white clothes and with very black hair. No traces of journeying were visible on him, and none of us knew him.
He sat down close by the Prophet, sallallahu ‘alayhi wasallam, rested his knee against his thighs, and said, O Muhammad! Inform me about Islam.” Said the Messenger of Allah, sallallahu ‘alayhi wasallam, “Islam is that you should testify that there is no deity save Allah and that Muhammad is His Messenger, that you should perform salah (ritual prayer), pay the zakah, fast during Ramadan, and perform Hajj (pilgrimage) to the House (the Ka’bah at Makkah), if you can find a way to it (or find the means for making the journey to it).” Said he (the man), “You have spoken truly.”
We were astonished at his thus questioning him and telling him that he was right, but he went on to say, “Inform me about iman (faith).” He (the Messenger of Allah) answered, “It is that you believe in Allah and His angels and His Books and His Messengers and in the Last Day, and in fate (qadar), both in its good and in its evil aspects.” He said, “You have spoken truly.”
Then he (the man) said, “Inform me about Ihsan.” He (the Messenger of Allah) answered, ” It is that you should serve Allah as though you could see Him, for though you cannot see Him yet He sees you.” He said, “Inform me about the Hour.” He (the Messenger of Allah) said, “About that the one questioned knows no more than the questioner.” So he said, “Well, inform me about the signs thereof (i.e. of its coming).” Said he, “They are that the slave-girl will give birth to her mistress, that you will see the barefooted ones, the naked, the destitute, the herdsmen of the sheep (competing with each other) in raising lofty buildings.” Thereupon the man went off.
I waited a while, and then he (the Messenger of Allah) said, “O ‘Umar, do you know who that questioner was?” I replied, “Allah and His Messenger know better.” He said, “That was Jibril. He came to teach you your religion.”"

Maaf jika hadis ini dalam bahasa inggeris,tapi kami yakin anda pasti bisa menterjemahkannya..
Ayuh kita huraikan apa yang terkandung dalam hadis ini untk menambahkan lagi pemahaman kita.

Pengajaran Hadis
Hadis ini mengajarkan kita tentang adab dan etika dalam menuntut ilmu:
  • Kita perlu bersih dan memakai pakaian yang bersih serta kemas.
  • Kita seharusnya duduk dengan cermat dan dekat dengan penyampai atau guru yang mengajar. Dalam hadis ini, guru itu adalah Rasulullah.
  • Bertanyakan soalan untuk kefahaman yang jelas.
  • Cari ilmu pengetahuan itu daripada sumber yang sahih dan benar serta muktabar.
Mencari ilmu pengetahuan melalui kaedah bertanya:
  • Soalan yang kita ajukan mestilah benar-benar penting dan bernas (meaningful) – soalan yang dapat memandu kita pada menghargai ilmu dan mendorong pada mengerjakan amal yang baik lagi soleh.
  • Bertanyakan soalan yang baik dan bernas itu akan membuahkan hasil yang baik dalam pembelajaran. Sesiapa yang mengajukan soalan sebegini dapat membantu kepada kefahaman yang lebih jelas dan memahami intipati ilmu atau pembelajaran tadi.
  • Salah seorang cerdik pandai dikalangan para sahabat Rasulullah iaitu Ibn Abbas, ditanyakan soalan bagaimana beliau memperolehi ilmunya, dia membalas: “dengan lidah yang minat untuk belajar (dia selalu bertanya soalan) dan hati yang cuba memahami”.
  • Dalam banyak hadis yang disampaikan Rasulullah sallallahu ‘alayhi wasallam, baginda memulakan dengan bertanyakan soalan sebelum baginda menyampaikan ilmu pengetahuan. Proses bertanyakan soalan ini akan mempersiapkan minda dan hati, maka dengan itu keduanya akan bersedia untuk jawaban dan pengetahuan – bersedia untuk memahami dan belajar. Di dalam hadis ini, Jibril dipanggil sebagai “si pemberi soalan” yang mana telah menggunakan sepenuhnya potensi daripada kaedah bertanya khusus untuk meningkatkan ilmu pengetahuan bagi mereka yang mendengar akan perbualan hadis tersebut. (Di konteks kita, mereka ynag membaca hadis ini).
  • Dalam Al Quran sendiri terdapat lebih 1,200 soalan – untuk pelbagai tujuan – untuk menggugah minda si pembaca Al Quran dan menggalakkan minda itu turut sama berfikir tentang apa yang dibacakan.
Sekarang bagaimana anda semua sudah faham isi pengajaran hadis di atas?Walau tidak faham 100%.Cukup jika faham dan mampu mengamalkan dalam kehidupan seharian..Mudah-mudahan..

SELAMAT BERAMAL.=.=



 lagu nasyid surah Matahari (halwa telinga untuk post kali ini)